Ketika Aksi Dilakukan Tanpa Kompetensi

oleh : M Arief Rahman Nasution, CH, CHt, CI

Catatan ini sebenarnya ingin bercerita tentang bagaimana seorang muslim bisa berlaku cerdas.
Kenapa saya harus sebut cerdas? Bukankah cerdas namanya, saat seseorang hanya melakukan sesuatu yang di-ilmu-inya terlebih dulu?

"wala taqfu ma laisa laka bihi 'ilmun, inna sam'a walbasara wal fuada, kullu ulaika kana 'anhu mas'ula.."
"Dan janganlah kalian mengikuti sesuatu yang kalian tak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati itu akan dimintai pertanggungjawabannya"
(QS. Al Israa : 36) 

oke, tolong di save ya bagian diatas. :)

Kisah teman yang saya sampaikan di status itu pun agaknya bermula dari sini.

Teman saya itu ceritanya punya riwayat kehamilan yang kurang baik. Kandungannya lemah. Beberapa waktu lalu ia sedang hamil anak kedua. Teman saya ini punya aktifitas yang luar biasa padatnya. Dengan padatnya aktifitasnya itu, otomatis punya resiko besar terhadap  kehamilannya.

Tapi ternyata ia punya punya semangat yang luar biasa. Ia menganggap bahwa aktifitasnya itu bukan aktifitas sia-sia. bahkan aktifitasnya itu adalah aktifitas da'wah. "saya yakin Allah akan menolong saya saat saya menolong agama Allah"

Sekilas, kalimat teman saya itu terdengar gagah sekali. Ya, Allah pasti menolong kita saat kita menolong agama Allah. Benar sih. Tapi bagi saya, untuk kasus yang sedang ia alami ini, kalimatnya itu kurang tepat. Teman saya ini agaknya belum begitu memahami, atau bisa jadi beliau lupa, bahwa dalam Islam ada kaidah ; Menghindari mudharat itu lebih diutamakan dari mencari manfaat.

Beraktifitas da'wah itu mulia sekali. Da'wah itu kewajiban setiap orang yang beriman. Tapi, kondisi teman saya itu bukan kondisi yang prima. Beberapa teman lain sepertinya sudah mengingatkan. Tapi dia tetap keukeuh dengan prinsipnya.

Dalam obrolan saya bersama isteri, saya sempat bercerita kepada isteri tentang kisah seorang sahabat Rasulullah. Ceritanya sahabat Rasulullah yang satu ini mengalami luka yang cukup parah di bagian kepala akibat perang. Saat itu sahabat ini mengalami mimpi basah. Karena ada sahabat lain yang mengatakan bahwa ia harus mandi junub, maka ia pun mandi. Ternyata lukanya semakin parah, dan akhirnya meninggal.

Rasulullah yang mendengar ini sampai marah. Karena seharusnya, dalam kondisi luka parah seperti itu, sebenarnya sahabat itu boleh bertayamum saja. Jangan mengira semua sahabat Rasulullah paham urusan fiqh ya. Mereka juga bisa punya peluang untuk tidak mengerti sesuatu. Jika mereka begitu, bagaimana dengan kita? :D

Disini pentingnya sebuah pembelajaran. Membaca, menulis, berbincang, berdiskusi adalah sarana pembelajaran yang selayaknya jadi budaya. Minimal pada diri kita masing-masing.

Dalam konteks lain yang agak ekstrim, kisah teman saya itu kan sama saja dengan seperti ini;

Dani adalah seorang siswa yang baru saja mendapat pencerahan. Ia begitu bersemangat menjalankan Islam. Semangatnya meledak-ledak. Suatu hari Dani melakukan puasa sunnah. Seharian ia beraktifitas. Sampai tiba waktu magrib, saatnya berbuka. Ia berpikir, "saya masih kuat. Biar pahalanya makin banyak, saya ngga usah buka dulu deh. Nanti saja jam 10 malam saya buka puasanya!" hehe.. dibenarkan? tentu saja tidak.

Atau Udin. Ia begitu baik. Sehingga suatu hari sebelum shalat di masjid, dan saat akan berwudhu, seharusnya ia yang berwudhu duluan. Tapi karena ia melihat seorang kakek di belakangnya, ia mempersilakan sang kakek duluan berwudhu. LAKI banget kan kelihatannya? mendahulukan orang tua. hehe.. dibenarkan kah? TIDAK. Kita tak dibenarkan mendahulukan orang lain dalam konteks ibadah.

ah! saya jadi teringat jika kita bepergian dengan pesawat. Di dalam pesawat biasanya pramugari akan menjelaskan cara memakai masker oksigen, ya? Jika dalam kondisi darurat dan harus mengenakan masker oksigen, dan ada seorang ibu yang membawa anak, siapa yang seharusnya mengenakan masker oksigen duluan?  sang ibu atau si anak? BENAR! si IBU lah yang seharusnya mengenakan masker oksigen lebih dulu! Sekilas, mungkin ada yang menjawab bahwa anak lah yang seharusnya diberikan masker.

saya kurang tau pasti alasannya. Nanti coba tanyakan sendiri ya ke pramugarinya ya. Logika saya sih agar si ibu mampu menolong anaknya jika terjadi sesuatu. Ya, kurang lebih begitu lah. Amal yang dilakukan tanpa sebuah ilmu itu pasti tertolak.  Persis seperti kita yang tak tau seluk beluk sebuah TV, lantas bongkar TV. Bisa jadi jika yang tadinya hanya satu komponen yang rusak, saat kita bongkar malah jadi lima yang rusak.

Kembali ke kisah teman saya tadi. Singkat cerita, teman saya itu mengalami pendarahan hebat saat melakukan aktifitasnya. Dan ia pun kehilangan janin yang dikandungnya. Pemahaman keliru yang membenarkan pemahaman yang sebelumnya akan berkata, "ya, itu sudah takdirnya begitu.."

Agama ini mengajarkan intelektualitas kan? Agama ini mengajarkan bagaimana seseorang hanya melakukan sesuatu yang ia telah punya ilmu tentang sesuatu itu. Bahkan syetan,kata Rasulullah, itu lebih takut kepada orang berilmu yang sedang tidur, daripada seorang yang tak berilmu yang sedang shalat.

okelah begitu dulu. kapan-kapan kita sambung lagi.

oya, anda mungkin bertanya, kenapa judulnya "Ketika Aksi Dilakukan Tanpa Kompetensi"? padahal tak ada kata Aksi dan Kompetensi di catatan ini.

jawabnya gampang :
1.  Tak ada aturan bahwa kata-kata yang ada di judul harus ada di isi! ^_^
2.  Aksi & Kompetensi, sama-sama punya suku kata akhiran "si".
     Jadi ya, biar saya terkesan pintar saja. Kan keren tuh kata-kata yang berakhiran 'si'.
     Seperti transisi, reboisasi, arogansi, personalisasi, indikasi..dan lain-lain lah.. :D
3.  Notes ini kan saya yang bikin, suka-suka saya donk! :p

sampai jumpa di episode yang akan datang!

Salam lebih jernih

Arief Rahman
- orang yang sedikit lagi berilmu-

Bisnis = Pikiran Kreatif


Beberapa malam yang lalu saya mengunjungi seorang teman yang saat ini ia berprofesi sebagai teknisi komputer di usahanya sendiri dan pada malam harinya ia berjualan jamu. (sebuah profesi yang bertolak belakang).

Malam itu, saya sengaja datang karena ingin membeli jamu (herbal sesungguhnya) untuk mengurangi rasa sakit di punggung saya akibat sedikit bekerja berat. Sembari menikmati jamu yang disajikan, kami ‘ngobrol’ banyak hal, salah satunya tentang usaha komputer yang teman saya ini jalankan.

Awalnya, beliau berkata, “kayaknya saya mau kerja ke pabrik lagi.” Saya pikir setelah kontrak dengan pabrik selesai sekitar sebulan yang lalu, teman saya ini akan fokus berbisnis saja, menjalankan apa yang selama ini sudah ia jalani. Saya tanya, “emang ada lowongan?” “iya” jawab beliau.

Selanjutnya beliau bercerita panjang lebar tentang “sulitnya” menghidupi keluarganya kalau hanya mengandalkan dari usaha komputer yang ia miliki sekarang, ditambah beberapa usaha lain seperi menjual pulsa, agen JNE, dan jamu.

Kemudian, beliau juga bercerita, kalo mau bisnis di bidang komputer kita harus punya modal yang kuat, paling gak sekitar 60 jutaan. Karena pesaing kita sesama toko komputer, servis komputer, laptop, printer, mereka semua menang di modal. Dengan modal yang kuat, mereka bisa membeli alat misalnya untuk refill dan servis printer, sementara kita manual. Dan lain sebagainya. Intinya beliau “takut” tidak mampu bersaing dengan toko yang lain sehingga beliau tidak dapat pelanggan dan ujung-ujungnya juga kebutuhan dapur tidak terpenuhi.  

Saya diam dan mendengar dengan seksama. Salahkan yang beliau sampaikan? Tidak juga, banyak benarnya malah. Cuma saya akhirnya berpikir, mengapa pemikiran beliau yang takut dengan pesaing, karena pesaing lebih kuat secara modal, peralatan dan stok barang kita balik?

Jadikan pesaing itu sebagai rekanan, bisa gak? Saya pikir bisa. Itulah mengapa bisnis itu kita harus punya banyak sekali jaringan, karena hal ini akan membantu kita dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di dalam bisnis kita. Tidak melulu menyelesaikan masalah finansial, namun juga masalah-masalah lain seperti kekurangan alat, stok atau keahlian. Siapa tahu, pesaing kita memiliki apa yang kita tidak punya, dan kita dapat bekerjasama dengan mereka mengatasinya, ya tentunya bagi hasil. Minimal sekali, pelanggan kita tidak lari dari kita karena ada beberapa keterbatasan yang kita miliki.

Seperti kasus teman saya yang punya usaha komputer ini, pasti beliau punya teman yang berprofesi sama, sama-sama teknisi komputer? Mengapa tidak dimulai dari sana, bangun silaturrahim, komunikasi dan kemungkinan-kemungkinan kerjasama bisnis.

Hanya saja, jika memang tuntutan dari keluarga jauh lebih besar, saya sih berpikir coba sembari bekerja sebagai karyawan, bangun kembali bisnis, kalau sekiranya bisnis kita nantinya sudah mampu menghidupi kita, kita bisa mengambil keputusan untuk berhenti jadi karyawan dan memulai hidup sebagai pemilik usaha.

Saya tidak katakan profesi karyawan sebagai sesuatu yang hina, hanya saja, ada banyak hal yang agak sulit dilakukan karyawan biasa, sering kali karyawan terbentur masalah ‘waktu’. Kadang kala ada orang lain yang membutuhkan kita, sering kali kita tolak karena berbenturan masalah waktu. Apalagi kita yang sehari-hari aktif dikegiatan sosial, menjadi pebisnis adalah pilihan profesi yang paling fleksibel dari segi waktu. Tapi semua kembali kepada anda yang menjalaninya.

Akhirnya saya Cuma ingin katakan bahwa, sekali-sekali coba buat pikiran yang kreatif, berpikir terbalik, berpikir melawan arus, kadang pikiran kita akan menjadi lebih ringan jika kita menghadapi masalah dengan pikiran yang positif, yang dibalut dengan kreatifitas dalam berpikir. Coba saja.

salam

Antara Kreatifitas, Toilet dan Lady GAGA!

Antara Kreatifitas, Toilet dan Lady Gaga !
Oleh : M Arif Rahman Nst
Dulu kala, saat saya masih menjabat sebagai mahasiswa. Saya selalu berpikir dalam kepala saya, "saya kok bisa begitu kreatif ya?" Bukan sombong dan tanpa sebab saya berpikir seperti itu. Ini fakta! Masalahnya, saat itu seringkali saya dikejar teman-teman satu organisasi atau beda organisasi untuk dimintai petuah tentang program apa yang kira-kira spektakuler?

Lalu,dalam waktu sepersekian menit, berloncatanlah ide-ide segar dalam kepala saya.
Realistis atau tidak, itu urusan kedua. Dijalankan atau tidak itu urusan ketiga. Mereka kan cuma minta ide thok. Bukan minta ide yang realistis. ^_^ (untuk ide yang realistis tentu ada tambahan biaya)

Saking kreatifnya saya (anda pasti mulai berpikir, "sombong banget sih nih orang!") waktu kuliah saya sempat dikejar-kejar oleh dua orang kandidat Presiden BEM kampus untuk dipersunting menjadi Menteri sospol. Cuma,waktu itu saya sudah menyadari bahwa saya punya nilai jual yang mahal. (makin berpikir kalo yg nulis ini sombong banget kan?) :D jadilah waktu itu saya bilang ke mereka, "berani bayar berapa?"

Oke cukup sudah menyombongkan dirinya.
Waktu kuliah saya sudah menulis 4 buah buku. 1 non fiksi, 3 lagi novel. Dari keempat buku itu,cuma buku pertama yang layak dibaca, sisanya nggak waras. Yaa..meskipun ada yang beberapa kali cetak ulang! Saya berdoa semoga pembaca novel itu segera diberi hidayah dan dijauhkan dari godaan syetan yang terkutuk. aamiin.. Fenomena terbitnya buku ini juga jadi bukti. Bahwa saya memang kreatif sekali.

Novel saya itu, ternyata jadi novel PLESETAN pertama (sepertinya di Indonesia). Lantas penerbit mulai menerbitkan novel-novel plesetan lain. Diikuti penerbit-penerbit lain yang latah mengikuti tren.

Lantas,saya mulai berpikir... bagaimana sebenarnya kepala saya menciptakan sebuah kreatiftas?
Kapan sebenarnya itu terjadi?

Belakangan saya bertemu jawabannya!
Saya berpikir, sepertinya saya banyak melahirkan ide-ide segar saat SEDANG DI TOILET !
Ada tiga aktifitas yang saya anggap berpengaruh besar menciptakan ide segar itu.
1. Sedang sikat gigi
2. Sedang mengguyurkan air ke kepala
3. Sedang ritual hajatan (ngga usah diperjelas ya!)

Engkau sepertinya sepakat kan dengan anggapan saya ini?
Sepertinya hampir sebagian besar dari kita, dapetin inspirasi spektakuler seringkali saat sedang menjalankan ritual kamar mandi. hayooo ngaku! :D

Tapi bagaimana sebenarnya kejadiannya?
Apapula hubungannya dengan Lady Gaga?

Jangan kemana-mana!

.
.
.
.
.

Ahahaaay..engkau masih setia mengikuti catatan tak penting ini rupanya! (sst..jangan bilang kalau di tag)

baiklah, saya tak akan mengecewakan penantianmu..
kita lanjutkan.

hmm..sampai mana tadi? oh ya, bagaimana sebenarnya kejadiannya? Bagaimana sebenarnya ritual di kamar mandi bisa menyebabkan timbulnya sejarah dalam peradaban manusia?

begini ceritanya.. ritual kamar mandi itu, ritual yang tanpa kita sengaja membuat kenyamanan yang luar biasa bagi tubuh. Dalam ritual itu, hampir sebagian besar aktifitasnya adalah aktifitas MONOTON. Saat sebuah aktifitas monoton, ia tak lagi memerlukan konsentrasi yang terlalu berarti.

Kondisi ini membuat pikiran mudah sekali mengakses memori-memori yang sudah ter-save dalam bank memori seseorang. Saya menganggap, proses akses memori ini adalah proses kreatifitas.  NAH, bahasannya sudah mulai berat. Kalau tidak kuat silakan lambaikan tangannya..disebelah tukang ojek ada kamera, di deket tiang listrik sana juga ada kamera.. :D

Engkau pun pasti pernah mendengar gelombang otak bukan? ritual kamar mandi itu sepertinya membuat perubahan gelombang otak dari Beta ke Alpha. Jika saat melakukan ritual kamar mandi itu,kepala kita dipasangi alat yang namanya Electroencelograph, maka akan kelihatan tuh perubahan gelombang otaknya.

Alpha itu saat kondisi seseorang sedang santai. Hampir setiap ritual kamar mandi yang kita lakukan selalu dalam kondisi santai dan nyaman kan? Kecuali kalau saat akan mandi, engkau digedor-gedor oleh penghuni rumah yang lain, karena engkau sudah sejak sejam yang lalu di kamar mandi.

Gelombang alpha ini yang membuat akses memori yang saya ceritakan sebelumnya itu terjadi.
Saat di gelombang alpha, kita akan dengan mudah meng-obok-obok bank memori pikiran yang kata orang sih itu pikiran bawah sadar.

yah begitu lah ceritanya..
hidup ini memang begitu.. kadang sulit, kadang mudah..
Semoga tak ada pertanyaan ya. Khawatir kecerdasan saya tak cukup menjawab pertanyaanmu :D

oya, lantas apa hubungannya dengan Lady Gaga?

hmmm...kasi tau ngga ya? *syahrini mode : on

hubungannya adalah...
....
....

Tak ada hubungan apa-apa sebenarnya. Lalu kenapa judul notesnya "Antara Kreatifitas, Toilet dan Lady Gaga!"  ?

Ah, itu karena saya bingung saja cari judul lain. mumpung sedang HOT berita si ratu monster ini, ya saya pakai saja namanya, supaya saya jadi ikut terkenal. :p

begitu saja dulu ya..
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umur yang panjang, insyaAllah saya sudah punya kamar mandi sendiri..

salam kreatif!

Arief Rahman
-ngga punya hubungan apa-apa dengan Lady gaga!-

Cara Dapatkan Modal

Sering kali masalah modal menjadi hal yang sangat mengganggu setiap pengusaha pemula/ bisnis kecil. Padahal, ada banyak jalan yang dapat ia tempuh untuk mengatasi masalah ini. Dalam pengalaman saya, ada beberapa tempat untuk kita mendapatkan modal, antara lain:


  1. Modal yang bersumber dari kita pribadi, lewat menabung atau kerja di tempat orang lain, kemudian gaji yang didapat dikumpulkan sedikit demi sedikit. Setelah cukup, dijadikan modal untuk membangun dan mengembangkan usaha.
  2. Modal dari suami/ istri, orang tua/ mertua, dan saudara. hehe, walau kadang awalnya kita malu untuk mengungkapkan permohonan bantuan kepada mereka-mereka, tapi, tidak ada salahnya juga jika ini dijadikan salah satu alternatif. Saya juga pernah memulai usaha dengan meminjam uang dari bibi, walau usahanya tidak begitu berhasil, paling tidak pinjam ke saudara masih memungkinkan, yang paling penting adalah integritas. Karena modal yang mereka pinjamkan, harus kita kembalikan.
  3. Pinjam ke Bank, kalau saya pribadi sih tidak terlalu merekomendasikan sumber yang satu ini. hehehe, tapi tidak ada salahnya juga di coba, toh ada beberapa pinjaman yang digulirkan pemerintah melalui bank-bank pemerintah yang rendah bunga dan ada yang tanpa agunan. Hanya saja, pinjaman melalui bank ini jangan sampai macet, karena nanti kita akan di blacklist oleh bank indonesia (semua pinjaman ada datanya di bank indonesia).
  4. Modal yang didapat dari Pinjam ke teman. Pinjam ke teman ini bisa terbagi menjadi dua, satu pinjaman murni (dalam jangka waktu tertentu harus diganti) atau pinjaman yang sifatnya investasi, nah,...kalo investasi, kita dan teman kita artinya bekerjasama untuk membangun usaha ini. Si teman, bisa menjadi investor aktif (aktif di manajemen usaha) atau hanya pasif (cukup terima bagi hasil). untuk pilihan-pilihan ini, anda dan teman anda bisa berbicara secara lebih detail, baik pembagian kerja dan pembagian hasil. Uang investasi bisa di tarik, jika kerjasama berakhir, atau anda dan teman anda bisa membuat kesepakatan, berapa lama kerjasama ini berlangsung.
  5. Hutang ke pelanggan. biasanya ini saya praktekkan untuk penjualan produk yang harus saya kirim ke pembeli (pembeli berada di kota lain), misalnya, ada teman saya pesan bibit f2 jamur tiram sebanyak 50 botol. harga bibit perbotol Rp. 7500, ongkos kirim Rp. 100.000, total Rp. 475.000. Setelah uang di transfer, bibit baru saya kirim. Uang yang dari pelanggan tadi saya jadikan modal untuk memproduksi bibit atau membeli bibit dari tempat lain yang harganya dibawah harga saya (atau bahasa kerennya jadi makelar).
itulah beberapa cara kita untuk mendapatkan modal, berdasarkan apa yang pernah saya alami selama ini. untuk bisnis yang tanpa modal, menurut pengalaman saya adalah menjadi makelar produk teman-teman kita kepada teman-teman kita yang membutuhkannya, caranya menggunakan cara di no 5. jadi rajin-rajin mencari produk yang bisa dijual dan rajin-rajin mencari teman yang membutuhkan jasa atau barang tertentu, siapa tahu kita bisa menjadi 'perantaranya', ya...untung sedikit, upah mendengar...hehehe

semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan di rumah untuk bisnis rumahan anda.

salam

Target

Dalam bisnis/ usaha, target menjadi satu yang harus kita miliki. Target ini menjadi tolok ukur yang harus kita capai dan menjadi standar penilaian terkait usaha/ bisnis yang kita punya. Saya pernah di tegur oleh pelatih bisnis, beliau bertanya, "tim anda yang di daerah, diberi target berapa?" saya katakan waktu itu, "tidak ada, biarkan mereka sendiri yang membangun dan mengembangkan diri." si pelatih bisnis mengatakan, "wah, bahaya bisnis anda kalau tim anda tidak diberi target."

Dan setelah beberapa waktu, kata-kata yang di sampaikan  pelatih bisnis tadi menjadi kenyataan, usaha saya yang di jalankan teman-teman saya yang tidak saya beri target tadi, selama beberapa bulan tidak mendapatkan penjualan satu pun. betul-betul bahaya. 

Lalu, target juga menjadi faktor penyemangat kita dalam bekerja. Ada tujuan yang hendak dicapai. Sungguh sangat menggelikan jika kita hidup atau berjalan tidak memiliki tujuan yang jelas. Target menjadikan usaha/ bisnis kita memiliki tujuan. di dalam tulisan sebelumnya, bekal pengusaha pemula, hal pertama yang harus kita miliki adalah tujuan. selama ini, kita melihat, banya usaha-usaha yang bermunculan tidak memiliki tujuan, terlalu sering berganti tujuan, produk, cara dan sebagainya, sehingga usahanya tidak bertahan lama.

Selain itu, target juga dapat membantu kita dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif  dan juga besaran anggaran yang tepat untuk menjaga keberlangsungan bisnis kita.
 
Nah, jika kita memiliki bisnis rumahan (atau bisnis lain), target itu menjadi penting, bukan untuk terlihat gagah, namun menjadi faktor penyemangat dan membuat kita bergairah untuk menjalankan bisnis dan agar kita dapat fokus pada tujuan kita, fokus untuk mencapai apa yang kita inginkan. 

Sudahkan bisnis anda memiliki target?

Bekal Pebisnis Pemula

Jika Anda pernah memainkan permainan olahraga apapun, Anda pasti mengetahui seberapa pentingnya menguasai dasar-dasar dari hal tersebut. Anda pasti pernah memiliki pelatih yang mengajak Anda untuk menikmati proses persiapan dan latihan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.
Hal yang sama berlaku dalam dunia bisnis. Tapi sekarang ini sudah terlalu banyak informasi yang beredar, sehingga seringkali sangat sulit untuk berfokus pada beberapa dasar yang simpel tapi dibutuhkan untuk menyukseskan startup Anda.
Beberapa entrepreneur terlalu sibuk mengejar-ngejar “sesuatu yang baru.” Mereka mencari sudut pandang baru atau “peluru ajaib” yang bisa menyelesaikan semua masalah mereka. Tapi pada akhirnya, “peluru ajaib” adalah sesuatu yang tidak nyata. Yang ada adalah prinsip-prinsip yang sudah terbukti dan harus Anda latih dan kuasai jika ingin bisnis Anda berkembang dan tetap sukses.
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar dan cara untuk menguasainya:
1. Tentukan kemana arah perusahaan Anda, dan kenapa Anda ingin mencapainya.
Jika dalam sebuah perjalanan, Anda mengetahui kemana tujuan Anda dan kenapa Anda ingin pergi kesana, akan lebih mudah untuk tetap termotivasi dan terfokus apa tujuan Anda, bahkan jika Anda mengalami pecah ban atau mogok.
Sama halnya dengan sebuah visi yang akan menuntun Anda saat masa-masa sulit dan akan membantu mengarahkan pelanggan ke bisnis Anda. Jadi cobalah sering-sering bertanya pada diri Anda sendiri, kemana arah yang ingin Anda tuju dengan bisnis ini—dan yang lebih penting, kenapa? Apa alasannya?
Setelah Anda menentukan visi untuk perjalanan panjang dalam kehidupan entrepreneur, Anda bisa menentukan tujuan-tujuan bisnis yang spesifik, lalu membaginya dalam perencanaan, aksi, dan tugas-tugas. Anda akan terkejut saat mengetahui apa yang bisa dicapai dengan memecah sebuah proyek yang tampaknya sangat sulit menjadi tugas-tugas yang bisa dilakukan sehari-hari.
Anda juga akan terkejut oleh banyaknya hasil yang bisa Anda capai dalam 5 atau 10 tahun kedepan dengan sebuah visi yang solid tentang tujuan Anda dan bagaimana cara Anda untuk mencapainya.
2. Bisnis tidak akan berjalan tanpa penghasilan, jadi belajarlah cara menjual
Kita semua pasti pernah melihatnya ribuan kali: sebuah perusahaan yang memiliki logo yang sangat bagus, kartu nama, kop surat, dan kantor yang luas dan memadai, tapi memiliki sangat sedikit penjualan dan pelanggan.
Setiap bisnis, tentunya, memerlukan pelanggan, dan sampai Anda memilikinya, Anda tidak benar-benar memiliki sebuah bisnis. Artinya Anda harus belajar sebanyak mungkin tentang penjualan dan bagaimana melakukannya berulang kali setelah penjualan pertama Anda.
Jika Anda adalah seorang yang berbakat untuk menjadi sales, berbahagialah Anda! Tapi Anda juga harus memastikan Anda menjual dengan harga yang tepat, keuntungan yang akan memastikan Anda sukses dan menghindari kecenderungan untuk menjual dengan harga diskon hanya untuk menaikkan penjualan Anda.
Ini  adalah hal yang penting bahkan untuk perusahaan yang sudah besar. Tapi tentunya jauh lebih penting untuk startup karena tujuan pertama Anda haruslah untuk menghasilkan sebanyak mungkin arus kas secepat yang Anda bisa.
3. Jual sesuatu yang ingin dibeli orang
Kita juga sudah sering melihat banyak perusahaan yang ingin meraih sukses di pasar yang baru dan belum dites sebelumnya, hanya untuk mengetahui bahwa pasar yang mereka targetkan ternyata tidak ada sama sekali, atau mereka hanya berusaha mendapat sesuatu yang sangat kecil.
Untuk menghindarinya, berpikirlah dalam skala kategori yang besar terlebih dahulu. Sebagai contoh, kebanyakan orang sudah membeli sepatu, pakaian, teknologi, dan hiburan, tapi mereka akan membayar lebih lagi jika ada produk atau jasa baru yang menarik untuk mereka. Pasar baru yang bisa menguntungkan biasanya didapatkan dari menggali dalam kategori-kategori yang sudah sukses.
Jadi mulailah dengan sesuatu yang besar, lalu mulai berfokus pada hal-hal khusus. Seringkali Anda akan dapat menemukan lebih banyak kesemaptan daripada Anda memulai dari arah sebaliknya.
4. Ciptakan arus kas terlebih dahulu, baru incar keuntungan
Saya mendukung siapapun untuk mendapatkan keuntungan, tapi pertama-tama Anda harus membangun arus kas yang konsisten. Beberapa pemilik bisnis tergila-gila pada sistem dan pembentukan tim, dan itu bukanlah hal yang tepat, selama itu adalah sebuah sistem yang juga menghasilkan arus kas.
Silahkan jika Anda ingin membangun sistem lain. Tapi pastikan Anda mendapat arus kas terlebih dahulu. Jika Anda ingin membentuk tim yang hebat, silahkan. Tapi ingatlah untuk mendapat arus kas terlebih dahulu.
Jika Anda ingin mendapatkan pendapatan yang lebih besar, dapatkan arus kas yang lebih konsisten.
Akhirnya, yang terpenting adalah melaksanakannya. Semua visi, mimpi, tujuan, perencanaan, dan gambaran Anda hanya akan berguna sesuai dengan sebanyak apa aksi dan usaha yang Anda lakukan untuk menjalankannya.
Dan hati-hatilah dengan godaan untuk mencoba sesuatu yang baru. Sebagai gantinya, biasakan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar yag akan membantu Anda mencapai tujuan. Anda akan menyadari bahwa perkataan guru dan pelatih Anda dulu adalah hal yang benar.(startupbisnis.com)

Bisnis dari rumah, mulainya dari mana ya??

Bisnis dari rumah, mulainya dari mana ya??

Nah, ini dia pertanyaan yang sering kali muncul saat kita sudah mulai memutuskan untuk punya usaha sendiri. Kita kebingungan, mulainya dari mana ya? Iya ya..mulainya dari mana?

Kebanyakan orang, pertama sekali yang terlintas dalam pikirannya saat ia pengen punya usaha adalah modal (uang), betul tidak? Lalu lupa bahwa dia sebenarnya memiliki banyak sumber modal lain yang sama, bahkan lebih penting dari modal uang.

1. manfaatkan teman (di lingkungan, sekolah, kampus, dunia maya, no kontak di HP, dll)
Begini, kita pasti punya teman, kan? Bermacam-macam profesinya, mulai dari tukang bangunan, tukang pijat, pegawai bank, pegawai negeri sipil, pegawai BUMN, anak-anak, atau remaja tanggung dan lain-lain. Pasti ada di antara teman kita tadi yang punya profesi sebagai wirausahawan/ti, ya kan? Dan mereka si wirausahawan/ti tadi pasti punya produk yang ia buat dan di jual.

2. Tawarkan diri untuk jadi agen usahanya teman kita tadi
Nah, mengapa kita tidak mulai dari sana? Kita tawarkan bantuan kita untuk menjadi “agen” dari usahanya. Tidak usah di bayar, cukup komisi hasil penjualan saja. Makin banyak kita jual, makin besar pendapatan kita, cukup adil bukan? Memenangkan semuanya kan? Sedikit masukan, bagusnya anda cari produk yang memang anda suka membicarakannya, suka memakainya, suka lah...biar anda nyaman dulu jualannya. Repot juga kalau anda tidak nyaman dengan produk yang anda jual. Seperti beberapa kasus teman-teman distributor di MLM atau asuransi, mati-matian mereka “memaksa” saya untuk bergabung dengan jaringan mereka, tapi saya gak mau, ya ...mau gimana lagi, saya memang gak nyaman menjalankan bisnisnya.

3. Offline atau online
Dan metode penjualan kita bisa offline atau online. Offline gimana, kan gak punya toko? Lho kemaren kan dah saya bilang, kita bisa jualan di rumah, ya kan? Caranya kita buat display produk di rumah, cantumkan no telepon kita, Atau kita manfaatkan no kontak di HP, kirim sms informasi tentang kita yang memiliki produk ini dan itu, dan seterusnya dan seterusnya. Terus, kita berikan jasa delivery, kita berikan bonus, dan lain-lain.
Kalau jualan online, silahkan tanya sama ahlinya. Tapi, kalo kita lihat teman-teman yang jualan di dunia maya, mereka memanfaatkan ‘pertemanan’ mereka untuk memasarkan produknya. Balik lagi kan, memanfaatkan pertemanan hehe. Dan pemanfaatan ini bukan hanya meminta teman-teman kita tadi untuk membeli produk kita, tapi meminta bantuan mereka untuk ikut menyebarluaskan usaha kita ke orang lain, siapa tau ada pihak lain yang memang membutuhkannya

4. Jaga hubungan baik dengan orang yang pernah beli produk kita (layanan purna jual)
Silaturrahim jangan putus, tetap jaga kontak, siapa tau beliau tadi bisa jadi pelanggan kita yang dengan senang hati menawarkan produk kita ke orang lain.

Intinya, saya mau katakan bahwa, kalo mau memulai usaha, jangan terlalu fokus memikirkan modal uang saja. Ada banyak cara lain yang dapat kita manfaatkan untuk dapat memulai usaha dengan modal yang nyaris Rp. 0,- caranya ya yang tadi saya sampaikan, MANFAATKAN TEMAN-TEMAN KITA hehe.

Salam, semoga bermanfaat dan selamat memulai bisnis dari rumah.

Bisnis dari Rumah

Bisnis dari rumah? Kenapa tidak? Hehe...

Sering kali kita begitu ketakutan, jika harus berbisnis, apa lagi dari rumah. Ada saja alasan untuk menyangkalnya. Ah..rumah saya kan gak di tepi jalan besar, bagaimana orang lain bisa tau kalau saya punya bisnis/usaha. Lokasi kan penting??

Ya, lokasi memang penting, tapi saya juga menemukan rumah makan yang lokasinya agak terpencil, agak masuk ke dalam gang sempit, namun tidak sepi pengunjung. Lokasi memang penting, namun memutuskan jalan atau tidaknya usaha kita juga penting, bahkan lebih penting. Kalo kata pengusaha-pengusaha beken sih...mulai aja dulu usahanya, setelah berjalan nantikan bisa di evaluasi kelebihan dan kekurangannya. Betul gak? Dan mungkin ada banyak alasan lain yang kita kemukakan untuk menyangkal ide ini, hehehe

Saya mencatat beberapa keuntungan yang bisa kita dapat dari memulai bisnis dari rumah, antara lain:

Tidak ada biaya sewa tempat, ya jelas lah, lha wong rumah sendiri. Kalaupun rumah kita masih kontrakan, toh biaya kontraknya jadi gak double.

Hemat ongkos kali ya, hehehe, kan gak ada biaya ongkos ke tempat usaha (jika tempat usaha/ kerja berjauhan)

Waktu dengan keluarga lebih banyak,

Lebih nyaman, kadang banyak orang lebih senang tinggal di rumah, mengapa tidak kita manfaatkan waktu-waktu di rumah dengan sesuatu yang bernilai lebih. Dan biasanya kalau sudah nyaman, produktifitas akan lebih tinggi.

Bebas mengatur waktu masuk dan pulang, hehehe.

Ah..pokoknya banyak lagi keuntungan lain kalau kita punya bisnis yang dikelola dari rumah.

Namun, satu yang paling penting adalah, kalau memang kita berniat kuat untuk memiliki bisnis atau usaha sendiri, sebaiknya segera saja buka, mulai, jangan terlalu banyak berhitung atau menimbang-nimbang. Jalani saja, di jalan kita akan bertemu dengan berbagai hal dan kita bisa belajar banyak dari hal tersebut. So, bisnis dari rumah, kenapa tidak?

Terimakasih semoga bermanfaat 

Bisnis Sampingan

Seorang teman sedang mengalami kebingungan, antara menekuni bisnis atau melanjutkan kuliah S2nya. Jika menekuni bisnis, dia bingung, kira-kira bisnis apa yang akan digelutinya, sedangkan jika hendak melanjutkan S2-nya, dia-pun terkendala dengan masalah dana.

Beberapa hari yang lalu kami chatting, dia ceritakan masalah yang dihadapinya. Tidak banyak yang dapat saya sarankan, karena memang saya tidak begitu ahli di masalah ini. Namun, saya hanya mencoba membawa pikirannya agar ia dapat menemukan sendiri jawabannya.

Saya lihat, kawan saya ini memiliki 2 hal yang membingungkannya, satu sisi ingin berbisnis untuk menghasilkan uang, disisi lain ia ingin melanjutkan S2, karena merasa sudah lama sekali ia tidak serius belajar, namun terkendala masalah biaya. Ohya, teman saya ini bekerja sebagai freelancer konsultan di jakarta.

Untuk masalah bisnisnya, saya hanya bisa mengatakan, hal apa yang menjadi kesukaannya? Biasanya, bisnis yang diawali dengan sesuatu yang disukai akan memberikan semangat/ motivasi yang lebih kepada pemiliknya. Dalam tulisan saya yang lalu, saya sebut sebagai passion. Memang tidak semua bisnis yang diawali dengan kesukaan atau hobi akan berhasil, tapi paling tidak, si pelaku bisnis tidak langsung putus asa jika ia menemui kesulitan di tengah jalan. Biasanya juga, jika memang sudah suka, ia akan berusaha keras menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Kemudian, saya juga bertanya beberapa hal, terkait pengelolaan waktunya, berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk kegiatan pekerjaan, perjalanan, tidur, dan lain lain. Dari seluruh waktu itu, adakah sisa waktu? Tidak perlu banyak sebenarnya, kita hanya perlu 1-3 jam perhari yang kita gunakan secara optimal untuk membangun dan mengembangkan bisnis kita. Apapun bisnis yang hendak kita bangun, jika memang kita ingin memulainya dengan bisnis sampingan, waktu 1-3 jam perhari sangat cukup untuk dimanfaatkan dan saya kira akan memberikan hasil yang sangat signifikan, sebelum akhirnya kita akan serius atau full 24 jam berbisnis. Langkah-langkah yang perlu kita ambil jika kita ingin full berbisnis namun belum dapat meninggalkan pekerjaan saat ini, insya Allah saya berikan di tulisan sebelum anda keluar dari pekerjaan anda.  

Memang hasil berbisnis dengan 1-3 jam perhari dibandingkan dengan full timer business man, jelas berbeda, kita hanya perlu mencari cara yang paling optimal dalam membangun dan mengembangkan bisnis kita. Mulai dari produk, sistem bisnis dan metode pemasaran. Banyak kok, part timer business man yang punya penghasilan jauh lebih tinggi dari full timer. Karena bisnis itu seperti seni, masing-masing orang akan mendapatkan hasil berbeda, dengan cara yang berbeda.

Jadi, untuk berhasil di bisnis sampingan, anda harus –pandai-pandai- mencari produk yang pas dengan diri anda (maksudnya anda nyaman untuk menceritakan produk ini ke teman-teman anda, atau anda-pun nyaman jika harus menggunakannya), kemudian anda perlu cari cara paling efektif untuk memasarkannya, ingat produk sebagus apapun jika kita gagal memasarkannya tetap tidak ada penghasilan. Untuk pemasaran hari ini, ada cara konvensional (buka toko, direct selling, dan lain-lain) atau dengan cara yang lebih murah, via media online (sosial media, blog, web, dll). Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, semua kembali lagi ke anda. Selanjutnya untuk berhasil di usaha sampingan, manfaatkan sebaik-baiknya jaringan yang anda miliki, teman di sosial media, teman di HP, komunitas-komunitas, teman sekolah, kampus dan lain-lain, manfaatkan mereka. Tidak hanya untuk membeli produk kita, tapi juga untuk membantu kita memasarkan produk-produk kita dengan meminta mereka menceritakan produk kita ke orang lain yang mereka kenal.

Ok, segitu dulu deh, lain waktu kita sambung. Terimakasih sudah mau baca. (2012-05-08)

Passion


Dalam sebuah status di Facebook. teman saya seorang trainer menuliskan, bahwa seseorang dikatakan memiliki passion dalam pekerjaannya jika:


  1. Senang banget atau tidak dengan pekerjaan anda saat ini?
  2. Saat sedang mengerjakan pekerjaan itu, apakah anda sampai lupa waktu, lupa makan, lupa mandi bahkan lupa sama hutang??
  3. Kalau sekiranya nanti anda tidak di 'gaji' dalam pekerjaan tadi, apakah anda akan berDEMO???


jika jawaban pertanyaan 1 dan 2 di atas adalah YA, dan jawaban dari pertanyaan ke 3 adalah TIDAK, maka dapat dikatakan bahwa anda memiliki passion dalam pekerjaan anda.

Apa sih passion itu?

menurut definisi dari kamus dikatakan bahwa kata passion adalah a strong feeling or emotion atau  the trait of being intensely emotional  dalam bahasa indonesia kurang lebih maknanya adalah sebuah perasaan yang kuat atau sangat emosional 

Dalam beberapa seminar motivasi kata-kata passion termasuk yang paling sering di ulang-ulang oleh pemateri, karena begitu pentingnya kata ini sehingga banyak motivator mengatakan bahwa untuk sukses anda harus memilik passion yang kuat atas apa yang anda kerjakan.

Passion inilah yang akhirnya akan memberikan kita dorongan lebih untuk terus "bersabar" di jalan yang kita pilih dalam hidup ini, dalam bahasa saya, passion memberi kita kesabaran yang berlapis-lapis.

Apapun peran yang kita ambil, passion mengambil peranan penting untuk menjaga kesinambungan 'semangat' dalam melangkah. Apakah kita memilih untuk menjadi pengusaha atau meniti karir di sebuah perusahaan, jika ini berkait tentang pekerjaan.

jadi, tiga pertanyaan di atas, ada baiknya anda tanyakan kepada diri anda, apakah jawabannya seperti jawaban di atas? jika sama, maka selamat, mungkin anda telah memiliki passion dalam pekerjaan anda.

12 Langkah Meluncurkan Bisnis Anda

Berikut ini adalah 12 langkah untuk meluncurkan bisnis anda yang saya kutip dari buku the big idea (donny deutsch), 

  1. Tulis Pernyataan Misi Anda
  2. Deskripsikan Ide Produk atau Jasa Anda
  3. Lakukan Riset Pasar
  4. Buat Rencana Bisnis Anda
  5. Bangun Jejaring Anda
  6. Formalkan Ide Anda
  7. Buatlah Purwarupa
  8. Selenggarakan Diskusi Kelompok
  9. Temukan Perusahaan Pembuat dan Distributor
  10. Luncurkan Situs Web Anda
  11. Publikasikan Ide Anda
  12. Persuasilah Pelanggan/ Pemasok Potensial