Belajar (Catatan Hari2 'katanya' Pengusaha)

Belajar itu seperti apa yang ku katakan di beberapa tulisan sebelum ini. Ia seperti air yang tak kenal lelah mengalir, terus menerus. Ia tak akan berhenti jika akhirnya ia membentur sesuatu, ia akan mencari jalan untuk bisa melewatinya, apakah lewat atas, bawah, samping kanan atau kiri. Hingga akhirnya ia menemukan sungai yang mengantarkannya ke Laut. Apakah ia berhenti? Ternyata tidak, lewat bantuan matahari ia memulai lagi langkah-langkahnya.

Ya, belajar tak mengenal kata berhenti, jika ia berhenti, maka ia akan seperti air yang menggenang, tidak mengalir. Ia akan membusuk, dan menjadi sumber berbagai penyakit. Dan satu hal lagi, air yang mengalir akan terus suci zatnya, walau ada kotoran yang mengalir bersamanya.

Itulah sebabnya dalam Islam kita mengenal sebuah sabda nabi SAW yang begitu masyhur, menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Hanya kematian yang mengakhiri ini semua. Ya, hanya kematian. Sebelum kita mati, maka belajar harus terus kita lakukan.

Itu pulalah sebabnya, kita, manusia, diberikan otak yang ternyata memiliki daya tampung yang tidak terbatas. Paling tidak hingga sekarang belum ada satupun ahli yang dapat memberikan angka pasti, berapa besar daya tampung otak manusia. Karena, otak manusia akan terus berkembang, jika ia terus dikembangkan. Sehingga, kata belajar itu memiliki arti kurang lebih seperti ini, melihat, mendengar, merasakan, kemudian mencoba, lalu setelah mencoba kita menghadapi masalah, menyelesaikan masalah tersebut, kemudian bertemu masalah lain, kemudian diselesaikan lagi, hingga akhirnya didapatkan hasil yang paling optimal dari upaya penyelesaian itu.

Setidaknya aku dapat menarik sebuah kesimpulan, bahwa belajar itu tidak pernah mengenal kata berhenti. Beda lubuk, beda pula ikannya. Artinya dengan masalah yang sama, namun pada waktu yang berbeda, akan ada perbedaan cara menyelesaikannya.

Seperti halnya menjadi pengusaha, ini adalah profesi yang tidak pernah mengenal kata berhenti dari mencoba, dan terus mencoba. Baik hal baru atau memodifikasi yang pernah dilakukan oleh orang lain. Ketika seorang pengusaha berhenti dari upaya mencoba, maka sebenarnya ia sedang menggali kuburnya sendiri. Walaupun kita melihat ia (baca : pengusaha) telah menyatakan diri pensiun. Ia mungkin dapat pensiun dari pekerjaannya, namun aku yakin ia tidak akan pernah mampu mempensiunkan otaknya, hasratnya untuk mencoba hal baru. Karena bagi mereka, hidup seperti itu-itu saja adalah hal yang paling membosankan di dalam hidup mereka.

Inilah akhirnya kata yang coba ku maknai dan coba kulakukan terus menerus, sampai akhirnya aku menemukan jalan yang paling optimal, efektif dan efisien. Sebagai newby di real world, enterpreneur, aku harus banyak belajar, membuka lebar-lebar mataku, telinga, dan otakku. Kemudian mencoba, memodifikasi, dan akhirnya harus ku temukan formula terbaiknya.

Oh ya, buat teman-teman yang ingin mengikuti jalan kami ini, ada baiknya anda siap untuk berpeluh keringat dalam kegiatan belajar ini. Agar anda tidak berdarah-darah dalam pertempuran yang sebenarnya.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat