40 Days In Europe Bag. 2


rasanya gak juga bosan membicarakan masalah ini. beberapa waktu yang lalu saya membeli buku 40 days in Europe. buku tentang memoar 35 siswa smu 3 bandung 40 hari di eropa mengikuti berbagai festival musik tradisional di 5 negara eropa. dalam festival2 itu, ke-35 anak ini membawa angklung sebagai senjata utama. berbagai penghargaan tertinggi berhasil mereka dapatkan. mereka juga mampu menarik perhatian banyak penonton.

namun, dibalik itu saat ini sedang gencar-gencarnya aksi klam-mengklaim budaya indonesia oleh malaysia. mungkin malaysia sudha kehabisan ide dalam berkarya, sampai-sampai tega mengklaim produk yang telah lama dikenal dunia, bahwa itu milik indonesia. namun sekali lagi ada satu hal yang disesalkan, kita bangsa indonesia tidak seluruhnya mengetahui masalah ini. dan kalu tahu mungkin gak mau ambil peduli. untuk masalah lain kita rela berjalan (long march) namun untuk kekayaan kita yang dicuri (baca: dirampok) kita tetap adem ayem. sepertinya perjuangan ke-35 anak bandung yang berusaha mengenalkan ANGKLUNG di eropa tahun 2004 kemarin tinggal kenangan saja. ah...

sedih memang. di saat kita sibuk berusaha meniru budaya orang lain. kita justru melupakan akar budaya kita sendiri. banyak sudah kekayaan kita yang diambilbangsa lain. mulai dari kekayaan bumi (alam), kekayaan sumber daya (orang-orang pintar yang tidak ingin pulang), kekayaan intelektual (teori baru yang dikembangkan anak indonesia namun di patenkan dengan negara seberang) dan kekayaan budaya (angklung, batik, rendang, dll). 

entah sampai kapan kita terus terpuruk, tanpa mau peduli. seperti tidak ada harganya negara ini. bangsa lain seenaknya menginjak-injak harga diri kita. tapi kita kok masih bisa diam dan tersenyum. ada dua pertanyaan kalau tidak karena bersabar (menunjukkan kewibawaan dan ketengangan) atau karena takut alis gak berani. hanya kita yang tau jawabannya.

sebuah ucapan terima kasih yang terdalam untuk Maulana M syuhada dan kawan-kawan yang tidak dapat saya sebutkan di sini. seperti perkataan sam (di Film "Transformer") "Tidak ada pengorbanan, maka tidak ada kemenangan." ya.. kalian sudah berkorban untuk sebuah kemengan bangsa ini di dunia. kita tidak bodoh, kita tidak miskin, yang kurang dari kita adalah ketidak inginan untuk sedikit berkorban untuk orang lain. 

ya.. mungkin itu.

medhant, 14 nov 2007
Bag Kinantan

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat