Aku dan Penjual Kue Putu


Ini Malam Kamis, selepas magrib ku kayuh sepeda (teman) ku untuk menuju tempat yang telah dijanjikan, bahwa malam ini aku akan berkumpul dengan teman-teman untuk mendengarkan sebuah kajian agama.

di jalan menuju tempat yang telah dijanjikan, ada seorang penjual kue putu lewat, ah... sekalian membawa oleh-oleh untuk teman-teman di tempat yang telah dijanjikan, ku beli beberapa buah kue putu. sembari menunggu ku putu pesananku selesai, ku ajak si penjualnya untuk sedikit ngobrol.

aku : "Udah lama jualan kue putu ini pak..?"
penjual : " o.. udah di medan aja sudah 10 tahun."
aku : "jadi sebelumnya gak di medan..."
penjual : "gak,... sebelumnya di manado..."
aku : "oo maiy...(dalam hati) jauh kali ah..."
aku lagi: "di manado...?!??" (eksepresinya gak percaya)
penjual : "gini ceritanya, tahun 1970 saya pergi ke manado, karena ada kawan di sana"
Penjual : "kawan itu dah sukses di manado, jadi petani, cuma saya gak betah."
aku : "Kenapa pak..?"
Penjual : "kawan saya itukan petani, kalo saya dagang, gak cocok aja."
aku : "di medan tinggal dimana pak?"
penjual : "tanjung sari."
aku : "aslinya dari mana pak?"
penjual : "dari jawa"
aku : "jawanya apa?"
penjual : "tegal, jawa tengah"
aku : "keluarga di tegal semua, pak?"
penjual : "iya"
aku : "anaknya dah berapa pak?"
penjual : "dua, STM sama masih SMP"
aku : "kenapa ke medan pak?"
penjual : "ikut kawan juga."
aku : "gak di jawa aja."
penjual : "di jawa gak maju-maju, kalo di medan ini kita bisa nabung."
aku : "istri kerja apa di kampung pak?"
penjual : "biasa tani"
aku : "pulang kampungnya cuma pas lebaran ya pak?"
penjual : "gak, sebelum puasa dan setelah lebaran"
aku : "o.. biar ongkosnya murah ya pak?" (si bapak tersenyum)

sepertinya pesananku sudah selesai, sembari ku serahkan uang lima ribuan ku ucapkan "terima kasih" kepada si bapak yang telah bekerja keras untuk menghidupi keluarganya yang ada di sebuah daerah di jawa tengah sana. besar harapan darinya bahwa si anak tertua dapat langsung bekerja, itulah sebabnya ia memasukkan si anak ke STM agar langsung memiliki keahlian.

sementara banyak diantara kita diberikan kemudahan secara rejeki, namun tidak memanfaatkanya dengan baik, kita lebih senang bermain-main dan membuang waktu serta kesempatan yang ada. ada sebuah filosofi yang ku dapat dari temanku,

"TIDAK SELAMANYA MATAHARI ITU BERSINAR TERANG, ADA KALANYA MENDUNG MENUTUPI CAHAYANYA."

dan

"TIDAK SELAMANYA MENDUNG MENUTUPI LANGIT, ADA SAATNYA MATAHARI KAN BERSINAR TERANG"

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat