FILM LASKAR PELANGI


25 september 2008 adalah premiere Film Laskar Pelangi di bioskop. Film yang diadopsi dari Novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Pada tanggal itu, aku masih di lampung. Aku sempat berencana untuk nonton Laskar Pelangi di Lampung saja, namun saying di saat yang beberapa hari sebelum tanggal 25 september 2008, bioskop yang ada di Lampung (studio 21) melakukan rehab/ renovasi. Terpaksa aku harus bersabar untuk melihat hasil kerja Riri Riza dan Mira Lesmana nanti setelah aku kembali ke Medan. Selama di Lampung aku berusaha untuk mencari tahu, lebih tepatnya mencari bocoran tentang film itu. Sampai aku kembali ke medan, aku tidak mendapati review tentang film Laskar Pelangi ini. Kecuali ada satu review yang dituliskan oleh Andrea Hirata sendiri, bahwa ia begitu bahagia, hingga ia menangis, karena setiap scene yang ditampilkan begitu indah. Andrea merasakan seperti sedang melalui jalan yang ia telusuri waktu itu, belitong tahun 1970-an.

Seperti kebanyakan film yang di adopsi dari sebuah novel, kisah yang diangkat dalam film adalah ringkasan dari buku novelnya. Tentunya akan memakan waktu yang panjang untuk menceritakan detail isi buku ke dalam film. Dan memang tidak semua sutradara mampu memvisualisasikan cerita yang ditulis. Belum lagi benturan yang akan terjadi antara pembaca saat ia menonton hasil visualisasinya. Karena si pembaca sudah mempunyai film mereka sendiri. sehingga sering kita dapati banyak orang yang kecewa dengan film-nya, kalau saja terjadi perbedaan dengan apa yang ia baca. Kita belajar dari Film Ayat-Ayat Cinta yang banyak menuai kritik dari pembaca setianya.

Dari awal Andrea sudah memprediksi bahwa akan banyak pembaca setia Laskar Pelangi yang akan kecewa dengan keputusannya, memfilmkan novelnya ini. Andreapun menyadari bahwa setiap orang memiliki “Film Laskar Pelangi” sendiri. Namun, ia memiliki sebuah mimpi yang jauh melampaui apa yang dipikirkan oleh para pembaca Laskar Pelangi. Mengapa Andrea memilih Mira Lesmana dan Riri Riza, itu semua karena track record kedua sineas indonesia ini telah diketahui banyak orang, bahwa mereka telah berhasil membuat film-film yang indah, bagus, namun tetap idealis.

Pada pemeran dalam film ini adalah anak-anak belitong asli, dan seluruh gambar di ambil di pulau timah ini. Kesemua anak (dalam film ini ada 12 orang anak) yang menjadi pemeran laskar pelangi adalah anak-anak biasa yang belum pernah bermain film atau teater. Namun saat kita melihat aksi mereka di film ini, mereka terlihat tidak canggung dan begitu menikmati perannya.

Bersambung....

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat