Maryamah Karpov : Mimpi-Mimpi Lintang

Kemarin, tanggal 9 desember 2008, bang zaki, penjual buku langgananku datang membawa buku yang aku pesan sejak beberapa waktu lalu. Pertama Maryamah Karpov dan yang kedua adalah alquran yang akan ku hadiahkan di ulang tahun ke 63 ayahku.

28 November 2008 tepatnya buku ini di luncurkan, setelah mengalami beberapa kali kemunduran waktu penerbitan. Lengkap sudah, itu kalimat pertama yang ku ucapkan. Melengkapi ke tiga buku sebelumnya, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Edensor. Ingin segera ku tamatkan agenda membaca buku ini, namun waktu jua yang membatasi kegiatanku ini.

Dibandingkan edensor, buku ini jauh lebih tebal dan kualitas kertasnya lebih baik dari buku lascar pelangi yang ku beli pada cetakan ke dua. Buku ini seperti melengkapi cerita-cerita sebelumnya, seperti bagaimana nasib si arai, bang zaitun, kisah ujian tesis ikal dan lain-lain. Dan tetap dengan gaya penulisan yang sama, “memparodikan sebuah kesedihan”.

Aku baru menyelesaikan mozaik ke 31. dari 31 mozaik yang ku baca, andrea banyak menceritakan tentang ayahnya yang luar biasa. Lelaki pendiam berhati emas. Kemudian tentang kehidupan masyarakat melayu. Tentang kehidupan kampungnya yang masih saja tertinggal dari banyak daerah di Indonesia.

Selain itu juga ikal bercerita tentang nasib sepupu jauhnya, simpai keramat yang mengejutkannya, karena penampilannya yang kini semakin menawan, tentang tanggal 16 mei, dimana Arai akhirnya menikah. Arai yang akhirnya mendapatkan surat panggilan untuk melajutkan studinya di Prancis.

Dan satu yang tak pernah hilang dari buku-buku andrea adalah ia selalu membawa semangat juang LINTANG dalam menempuh pendidikan dengan segala kemampuan yang ada, tidak pernah mengeluh dan bersyukur dengan apa yang telah ia dapatkan. Dan buku ini akan tetap menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang tahan banting, bersemangat, bersyukur dengan kehidupan kita, dan jujur dalam menjalani sisa-sisa umur kita.