Medan Keseharian part 3

Aku heran!

Itulah yang muncul dipikiranku. Mengapa pedagang kaki lima yang biasa mangkal di depan kampus USU (jln Dr Mansur, antara Pintu 3 hingga pintu 4), kok mangkal di jalan Dr Hamzah (depan pintu 3, jalan ke Masjid Dakwah Kampus USU). Saat ku susuri jalan Dr Mansur, tepatnya di depan Fakultas Kedokteran, ada satu mobil Satpol PP (polisi pamong praja).

Ooo… ini dia penyebabnya, ada penertiban dari aparat pemerintah kota. Sehingga pedagang kaki lima berusaha menghindari penggusuran. Alasannya “TIDAK ADA IZIN” atau “MENGGANGGU KETERTIBAN KOTA” atau “TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG KOTA” atau alasan lainnya. Namun, razia hari ini tidak begitu efektif, karena selepas Satpol PP meninggalkan Jl Dr. Mansur, pedagang kaki lima akan kembali mangkal ke posnya
Sungguh ironis memang, ditengah sulitnya ekonomi bangsa saat ini, ditengah meningkatnya PHK, meningkatnya pengangguran, ditengah tidak jelasnya program pemerintah terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kelompok masyarakat yang dinamakan “pedagang kaki lima” harus kesulitan untuk mencari lahan berjualan.

Dengan alasan tata ruang kota tadi, pemerintah memiliki kebijakan merelokasi mereka yang bernama “pedagang kaki lima” ke tempat baru yang bernama pasar. Karena lokasi yang diberikan pemerintah itu tidak “menarik” dalam artian jauh dari “pasar” mereka selama ini, para “pedagang kaki lima” menolak untuk menerima relokasi dari pemerintah itu. Jadilah pemerintah dan pedagang kaki lima main kucing-kucingan.
Seperti pedagang kaki lima yang ada di tepi jalan lingkar (ring road) luar kota Medan misalnya. Saat ini para pedagang kaki lima begitu menjamur di tepi jalan lingkar luar tersebut.

Sempat seorang kawan berkata, “Kalo mau melarang pedagang kaki lima berjualan di tepi jalan lingkar ini, sekarang lah saatnya.” (waktu itu, para pedagang kaki lima baru saja beroperasi)

“Kenapa, bang?” aku bertanya.
“Mumpung mereka belum dapat makan dari sini, nanti kalo mereka sudah dapat makan dari sini, anak-anaknya sekolah dari sini, tentunya akan sangat sulit untuk merelokasi mereka ke tempat baru. Jadi saat inilah waktu yang tepat untuk memindahkan mereka.” Jawab kawan panjang lebar.

Aku pikir ada benarnya juga. Tapi aku tidak tahu, sepertinya perang antara pedagang kaki lima dan pemerintah akan terus berlanjut. Selama pemerintah tidak memiliki program yang jelas mengenai nasib mereka. Mereka akan siap direlokasi jika pemerintah dapat menjamin bahwa lokasi yang diberikan mampu menjamin kelangsungan usaha mereka. Semoga saja. (Medan, 09-01-09, 23.36)

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat