Medan Keseharian part 4

Azan ashar baru saja berkumandang. Ku langkahkan kaki menuju Masjid Al Ghufron yang berada dekat dengan tempat tinggalku di Gg Sipirok ini. Hari ini cerah, namun tidak terlalu panas menggigit seperti biasanya. Karena memang saat ini sedang musim hujan. Kulihat beberapa orang mulai berdatangan ke masjid ini.

Mendekati masjid ku lihat Pak Imam, maksudku imam tetap Masjid Al Ghufron, namanya A. Batubara. Gurat di wajah beliau menunjukkan bahwa beliau memang sudah tua. Mungkin sekitar 80 tahun-an, namun semangatnya jauh melebihi kami-kami yang muda ini. Tidak jarang beliau menjadi orang yang pertama sampai di Masjid dan beliau pula yang mengumandangkan azan.

Dari jauh aku dapat mengenali beliau dari cara berjalannya yang khas orang tua. Pelan dan hati-hati. Namun saat beliau hendak memasuki areal masjid, dari belakang terdengar suara klakson yang mengejutkan. Tidak sekali bunyinya namun dua kali dan panjang. Aku yang berada jauh dari mobil itu saja terkejut, apalagi pak imam yang berada 1,5 meter di depannya.

Dalam hatiku, “Luar biasa mobil ini. Gak tau sopan santun. Dianggapnya jalan ini punya nenek moyangnya”. Aku berhenti dan kucoba mengenali siapa pengemudinya. Kulihat ada dua orang wanita yang pakaian seksi sedang tertawa renyah di dalam mobil sedan abu-abu itu. Tanpa rasa bersalah telah mengejutkan orang tua yang berjalan di tepi jalan. Padahal kalau dia mau lewat, badan jalan masih sangat cukup luas untuk dilewati. Namun ia memaksakan diri untuk membunyikan klaksonnya. Sebenarnya tidak hanya pak imam yang terkejut, aku dan beberapa orang di masjid juga terkejut dan langsung mengarahkan pandangan ke mobil sedan abu-abu itu.

Dalam hatiku kembali berceloteh, “Seperti ini potret sebagian anak muda Indonesia yang mulai kehilangan nilai-nilai etika ketimuran yang amat menghargai orang lain, bangsa ini yang dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan sangat menghargai orang lain, saat ini semua itu hanya menjadi tumpukan kata-kata dalam buku-buku bahan ajar di sekolah-sekolah untuk melengkapi kewajiban 2 jam pelajaran moral atau saat ini namanya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan se tiap minggu.”

Medan, 8 Januari 2008

1 comment:

  1. Wah...jadi kangen Medan...
    kangen kali pun...
    tinggal di Sipirok ya? Uda berapa lama? Deketan dong... ana 4 taon di Berdikari. Tapi kok ana gak pernah liat antum di sela2 Sipirok, hehe.
    Berdikari genk juga selalu tarawehan di Masjid Al Ghufron. Lucunya, kami tarawehan di sono cuz di sono 24 rakaat, trus kami buru2 pulang setelah siap 8 rakaat, jadi jam 8 uda siap taraweh, hehe... tapi gak khusyuk, cuz sholatnya ngebut.
    36 dan 67??? bukannya 37 juga lewat Ismud? ato gak lagi ya?? emang sih, kadang2 37 lewat monginsidi bukannya lewat ismud.
    Duh...kangen Medan....
    Kangen jalan kaki pagi2 ke kampus dari kos ana. Kangen jajan di t4 abang2 pake gerobak di birek. kangen main ke pajus. kangen nge-net di perpus. kangen ngumpul di Dakwah.
    kangen semuanya...
    if only i could turn back time

    ReplyDelete

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat