MENINGGALKAN MICROSOFT UNTUK MENGUBAH DUNIA “Kisah Menakjubkan Seorang Pendiri 3600 Perpustakaan di Asia”

“… bacaan inspiratif yang sangat menular. Lebih dari sekedar buku tentang bisnis dan cara menjalankan praktik bisnis dengan lebih baik.” –Publishers Weekly

Buku ini ditulis oleh seorang mantan eksekutif Microsoft yang wilayah kerjanya meliputi asia pasifik. Dia bernama John Wood. Buku ini adalah sebuah memoar John tetang perjalanan panjang membangun sebuah organisasi nirlaba yang membangun perpustakaan dan sekolah-sekolah di Asia.

Buku ini dimulai dengan kata-kata yang diucapkan pengurus sekolah di Nepal saat ia berlibur ke himalaya. “Barang kali pak, suatu hari nanti anda datang dengan buku-buku”. Ketika itu, john mengunjungi sebuah sekolah, namun ia tidak menemukan perpustakaan di sekolah tersebut. Saat ia bertanya dimana letak perpustakaannya, seorang guru menunjukkan sebuah ruangan –tanpa buku- yang kurang terawatt, dan terdapat sebuah lemari yang terkunci. Lemari dibuka dan terdapat beberapa buku usang –kebanyakan peninggalan pendaki himalaya- dan tidak layak dibaca oleh anak-anak.

Sembilan tahun sudah John membesarkan Microsoft. Ia bertanya pada dirinya, hasil dari pekerjaannya selama ini. Karir dan uang. Ia mulai merasa apa yang dikerjakannya ini sebagai sesuatu yang membosankan. Ia tidak lagi mempunyai waktu untuk sekedar mengembangkan hobi atau membangun sebuah hubungan yang baik dengan orang-orang terdekatnya, keluarga dan teman. Waktunya habis dari pertemuan ke pertemua. Dari Sidney, Hongkong, China, Malaysia dan sebagainya. Namun apa yang ia dapatkan untuk dirinya. Hanya karir dan uang belaka. Perjalanan ke Nepal itulah yang akhirnya membuka matanya, tentang hidup yang berkualitas.

Harus Memilih

Cukup lama pergulatan dalam batin John. Ia terus menimbang-nimbang kehidupannya setelah Microsoft. Sebagai manusia normal tentunya adalah sebuah kekhawatiran yang wajar, saat kita memiliki pekerjaan yang bagus, karir yang baik, kemudian kita tinggalkan secara tiba-tiba. Sementara di sisi yang lain, kita belum memiliki sebuah pekerjaan baru yang akhirnya akan menunjang kehidupan kita selanjutnya. Namun, john seperti mendapatkan ilham yang selalu menguatkannya untuk segera meninggalkan Microsoft dan memulai kehidupannya di sini, di Nepal.

John menuliskan pergulatan batinnya, “Apakah pekerjaan saya sungguh-sungguh penting? Satu tahun yang sukses akan membantu sebuah perusahaan kaya semakin kaya. Saya akan menambahkan sejumlah uang pada rekening bank yang telah melibihi apapun yang mungkin saya impikan pada usia 35. Suara batin saya menggerutu, Lihat kamu seharusnya mengakui kepada dirimu sendiri bahwa Microsoft akan kehilangan kamu selama satu atau dua bulan. Seseorang akan dengan cepat mengisi tempat kosong itu. Itu berarti kamu seakan-akan tidak pernah bekerja di sana. Tanyakan pada dirimu, apakah ada ribuan orang mengantre untuk membantu desa-desa miskin membangun sekolah dan perpustakaan? Tidak ada yang melakukan pekerjaan itu. Kamu harus bangkit menghadapi tantangan ini.” (Hal. 50)

Hidup ini pilihan, dan siapa yang bersungguh-sungguh dengan pilihan hidupnya, siapapun ia maka Tuhan akan memberikan jalan kepadanya sehingga ia akan menemukan dirinya sebagai orang yang berhasil dalam mewujudkan pilihan hidupnya tersebut. Keyakinan itulah yang ingin ditularkan John kepada kita semua yang telah membaca buku ini. Walau pada awalnya ada kekhawatiran tentang kehidupannya. Namun yang perlu terus ditanamkan dalam diri adalah semangat untuk terus optimis dan antusias.

Seperti virus sikap antusias dan optimisme akan terus menular dan menyebar ke orang-orang disekitar kita. Pribadi yang memiliki pengarus adalah pribadi yang memiliki mimpi besar dan ia terus berusaha untuk mewujudkan mimpi itu, apapun resikonya. Pengaruhnya akan mendorong orang-orang disekeliling kita untuk ikut serta membantu kita dalam mewujudkannya.

Manajemen Organisasi

Dalam buku ini juga, John membagikan ilmu bagaimana menjalankan sebuah organisasi nirlaba yang mendunia. Sebenarnya, dalam menjalankan organisasinya -yang bernama room to read- John mengadopsi budaya-budaya yang berkembang selama ini di Microsoft. Budaya yang akhirnya membesarkan Microsoft sendiri. John mengatakan ada 4 budaya yang ia pelajari di Microsoft.

Pertama, fokus kuat pada hasil. John menuliskan, “Saya memutuskan satu cara untuk membuat room to read berbeda adalah dengan berbicara tentang dan sering-sering memperbarui hasil-hasil kami. Daripada berbicara berbicara tentang apa yang akan kami lakukan, saya justru akan berbicara tentang apa yang telah kami lakukan. Hal-hal nyata: jumlah sekolah yang dibuka, jumlah buku yang telah didonasikan, berapa jumlah anak perempuan yang mendapatkan beasiswa”. John yakin bahwa, orang-orang yang mendonasikan uang mereka akan merasa senang, karena uang yang mereka donasikan benar-benar bermanfaat.

Kedua,digerakkan dengan data. Ada sebuah keyakinan di Microsoft bahwa segala sesuatu harus diukur dan bahwa setiap manajer bisnis mestinya mempelajari setiap keeping data yang tersedia mengenai bisnisnya. Setiap manajer di Microsoft harus mengukur sejauh mana pendapat mereka dan sejauh mana pendapatan para pesaingnya. Sehingga dengan itu mereka dapat memetakan posisi mereka dibandingkan pesaing.

Ketiga, pekerjakan orang-orang cerdas. John berkeyakinan bahwa, keputusan apapun yang didapat dari debat bersemangat akan lebih baik daripada keputusan yang diambil menurut perintah sederhana atasan. Orang-orang yang cerdas akan selalu bersemangat ketika dihadapkan pada sesuatu yang baru dan menantang.

Keempat, bangun loyalitas anggota. Untuk membangun loyalitas tim yang anda miliki, anda harus loyal kepada mereka terlebih dahulu. Atau tunjukkan bahwa anda memiliki loyalitas kepada mereka semua dengan cara lebih memanusiakan manusia. Walaupun kita adalah pemimpin atau atasan, tetap hadirkan sisi kemanusiaan saat bersama dengan bawahan kita.

Penutup

Jangan berharap jadi apapun selain dirimu sendiri apa adanya. Dan cobalah untuk menjadi dirimu apa adanya itu secara sempurna.

Johann Wolfgang von Gothe pernah menulis tentang simponi ke lima Beethoven “Seandainya seluruh pemusik di dunia memainkan gubahan ini secara serempak, planet bumi akan lepas dari porosnya.”

Silahkan baca, saat anda galau, anda akan mendapatkan jalan keluar. Itu yang saya rasakan.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat