Ada yang Datang dan Pergi

Kamis, 3 September 2009, tepat pukul 17.00 WIB. tak ku rasakan lagi hembusan nafasnya, ibuku berkata "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun", sambil mengikatkan kain putih ke kepalanya. sedangkan adikku mengikatkan kain putih di kedua jempolnya, sementara aku masih berusaha memastikan bahwa tidak ada lagi hembusan nafas dari kedua lubang hidungnya. aku juga berusaha untuk merasakan denyut nadi di lehernya. Dan memang sudah tidak ada lagi denyut di sana, sudah tidak ada lagi hembusan nafas dari hidungnya. Allah sudah memanggilnya dengan cara yang sangat lembut.

Aku berusaha mengumpulkan semua keberanianku untuk mengakui bahwa Bapak - seperti itu aku memanggilnya - telah menyelesaikan tugasnya di dunia. ku tarik nafas dalam-dalam berusaha menarik sebanyak mungkin udara ke dalam paru-paru ku untuk menahan air mataku yang hendak tumpah, saat tetanggaku mengatakan. "Bek, kenapa bapak, kok gak kedengeran lagi suaranya?" ah... kembali ku tarik nafas dalam-dalam, sambil ku katakan dalam hati, "tahan, tahan bek, jangan menangis..." Dengan segenap keberanian ku katakan bahwa, "Bapak sudah duluan jam lima ini. Mohon maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan beliau."

Memoriku berlari ke tahun-tahun awal 90-an, saat bapak bercerita tentang kancil yang cerdik di setiap malam-malamku. Setiap malam ada saja kisah baru yang di dongengkannya untukku. Saat aku menemani beliau menyusuri jalan-jalan menuju tempat beliau mengajar. Saat beliau berusaha mengambil paksa mainanku yang di curi temanku. saat... ah... terlalu banyak, sampai saat beliau harus menantang panas matahari guna menanam singkong dan jagung di tanah kosong belakang rumah. Saat beliau harus melawan panasnya mentari guna menyiangi tanaman singkong dan jagung yang baru saja tumbuh. Saat beliau tersenyum dan tertawa, sungguh senyum dan tawa yang membawa kedamaian di rumahku.

Mulai kamis itu, ibu berkata, "Bapak mohon maaf atas kesalahan selama ini." sambil berkata kepada adikku yang bungsu, "Sun, mulai sekarang gak ada lagi yang kita panggil bapak." mataku panas, tapi aku tidak boleh menangis, tidak boleh.

2 comments:

  1. Innalillahi wainna ilaihi Rojiun...

    "Semua yang bernyawa akan merasakan mati"

    Turut berduka cita ya kak, semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisiNya, diampuni segala dosanya, dan kluarga senantiasa diberikan keikhlasan dan kesabaran...

    ReplyDelete

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat