Catatan Kecil (mimpi sekolah ke eropa)

Negeri Van Oranje, judul bukunya, sebuah novel yang menceritakan kisah 5 orang mahasiswa Indonesia di belanda. Memang belum ku khatamkan, namun dari beberapa bab yang sudah ku lalui, aku sudah dapat memastikan bahwa novel ini sangat menarik. Dengan gaya bercerita yang mengalir dan penggambaran yang detail tentang Belanda, seakan kita di ajak untuk tour gratis di Belanda. Dan tidak salah jika novel ini sudah naik cetak hingga 8 kali (edisi yang ku pegang) dan menjadi salah satu buku yang dinominasikan untuk mendapat penghargaan di situs ‘membaca’ goodreads.com.

Namun, aku tidak sedang akan membicarakan detail novel ini. Setelah membaca beberapa bab dari novel ini, pikiranku diingatkan tentang dua novel yang isinya mirip sekali, hanya saja memiliki setting tempat yang berbeda dan tokohnya memiliki profesi yang sama, yaitu, mahasiswa.

Novel yang ku maksud adalah 40 days in Europe yang ditulis oleh Maulana M Syuhada dan Edensor yang di tulis oleh Andrea Hirata. Aku tertarik dengan ketiga novel ini karena para penulisnya berhasil (menurutku) menggambarkan detail aktivitas ‘mahasiswa’ di negeri jauh sana dan detail kondisi medan di sana. Aku tertarik karena memang hingga hari ini, Eropa adalah salah satu mimpi yang akan kuwujudkan. Mimpi untuk bisa ikut serta belajar di sana.

Negeri Van Oranje sudah jelas berisikan kisah tentang perjalanan hidup mahasiswa Indonesia di Belanda dengan segala pernak perniknya. Selain itu juga diberikan beberapa tips bagi kita yang ingin belajar atau sekedar berkunjung ke negeri kincir angin itu. Mulai dari tips transportasi, belanja, sampai kerja part time yang dilengkapi juga persyaratannya.

40 days in Europe, berisi perjalanan si penulis bersama anak-anak dari bandung untuk membawa kesenian angklung dalam festival music tradisional di eropa. Selain itu, si penulis juga menceritakan kisah suka dan dukanya di negeri Bavaria, jerman dalam menuntut ilmu. Sama seperti Negeri van oranje, 40 days in Europe juga memberikan detail kondisi ‘medan’ Jerman kepada kita yang ingin berkunjung atau menuntut ilmu di negerinya om hitler ini.

Satu lagi, Edensor, Andrea Hirata, menceritakan kisah perjuangannya menyelesaikan studi masternya di universitas Sorbonne Paris Perancis.

Dengan membaca ketiga novel ini, aku seakan-akan sedang berjalan bersama mereka (para tokoh dalam novel ini) menyusuri jalan-jalan di Amsterdam, Munchen, dan Paris. Naik kereta bersama mereka, makan-makanan khas Indonesia di Eropa yang harganya selangit (dibanding di negeri asalnya, namun demi mengobati kerinduan, harga tak jadi soal), namun jauh lebih nikmat jika di bandingkan dengan masakan asli eropa. Dan kisah suka dukanya hidup di negeri orang, demi menuntut ilmu yang mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi negeri ini di masa yang akan datang…

Jadi, tak ada salahnya juga, bagi teman-teman yang punya mimpi untuk menuntut ilmu di negeri-negeri eropa tadi untuk menyempatkan waktu membaca novel-novel ini. Saya jamin, anda tidak akan merasa sia-sia telah membacanya. Dan satu lagi, bagi teman-teman yang saat ini juga seang menuntut ilmu atau pernah tinggal di Negara-negara ‘pendidikan’ lainnya, tidak ada salahnya jika anda menulis buku tentang negeri itu. Selain juga, kita menulis tentang suka duka menuntut ilmu di negeri sendiri, namun dengan bahasa yang proporsional, indah dan tidak sekedar menghujat.. 

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat