Mengalahkan diri Sendiri

“Mas, emak kasihan sama dia, sekolahnya jauh-jauh, tapi pulang-pulang Cuma jadi tukang susu kedelai. Tiap pagi nganter, siangnya gak semuanya laku. Berapalah untungnya sehari itu.”

Kalimat di atas adalah sebuah pernyataan seorang ibu kepada anaknya tentang seorang sarjana yang pulang kampong setelah menuntut ilmu. Di kampungnya ia “hanya” menjadi seorang pembuat susu kedelai. Anaknya yang dipanggil “mas” tadi hanya tersenyum menanggapi pernyataan ibunya tersebut. Ia berkata, “Yang gak laku Cuma di sini aja, di tempat lain malah habis terus.”

Aku merasakan kesedihan itu, aku menanggapinya sebagai sesuatu yang lumrah bahwa sebagai orang tua, beliau ingin agar anaknya setelah selesai menempuh pendidikan tinggi dapat menikmati hidup yang layak. Tidak seperti orang-orang di pasar yang pendapatannya pas-pasan itu.

Saat ku tanyakan kepada orang yang dimaksud temanku tadi tentang pernyataan tersebut. Ia menjawab, “Yang harus kita kalahkan adalah diri kita sendiri, bukan siapa-siapa. Aku ingin menguji sejauh mana ketahanan mentalku menghadapi kesulitan hidup yang sebenarnya. Karena aku yakin bahwa jalan ini adalah jalan yang akhirnya akan membuatku menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Bukan pendidikanku yang tinggi itu, bukan selembar ijazah itu. Tapi kehidupan inilah tempatku menempa ilmu yang ku dapatkan. Aku tidak akan pernah tahu teori yang kupelajari selama ini benar atau tidak jika tidak aku uji cobakan di kehidupan nyata.” Jawabnya panjang lebar.

Kemudian ia melanjutkan, “Aku punya planning besar ke depannya. Membuat dan menjual susu kedelai ini adalah salah satu latihan mental, sebelum aku menangani yang jauh lebih besar. Jika hal-hal kecil ini berhasil aku lalui dengan sukses, jiwaku akan merekamnya dan terus menginginkannya terulang kembali. Dan aku yakin bahwa masa depanku akan cerah, secerah harapan orang-orang tua tadi kepada anaknya. Yakinlah. Dua atau tiga tahun lagi, omongan ‘kasihan’ itu akan hilang. Kalo gak percaya kau boleh lihat dua atau tiga tahun lagi.”

Ya, aku sepakat denganmu kawan, kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Jangan dengarkan omongan negative orang lain. Terulah melangkah mengejar apa yang sepantasnya kau dapatkan. Karena Tuhan yang Kuasa tidak pernah menyalahi janji-Nya. Janji kepada setiap hambanya yang sabar dan tak pernah putus asa.


No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat