Berhenti Sejenak

Merenunglah, siapa orang yang kita cintai? Siapa saja yang memenuhi hati kita, menghiasai ingatan kita? Siapa saja yang menemani langkah hidup kita? Shalehkan, baikkah ia? Mengajak kepada keridhoan Allah atau tidak?


Ada sebuah persahabatan yang digambarkan Ali bin Abi Thalib, “Ada dua orang mukmin yang berteman. Salah satu diantara mereka meninggal lebih dahulu dan ia mendapat kabar gembira dengan syurga. Ketika itu ia ingat kepada temannya tadi, dan ia berdoa, ‘ Ya Allah, sesungguhnya si Fulan adalah temanku dan ia yang menganjurkanku berlaku taat kepada-Mu dan kepada rasulmu. Ia mengajakku untuk melakukan kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar. Dan ia yang mengingatkan akan perjumpaan dengan-Mu. Janganlah Engkau sesatkan ia sepeninggalku sampai engkau perlihatkan kenikmatan dan ridho yang Engkau berikan kepadaku.’ Maka Allah berkata, “Pergilah seandainya kau tahu apa yang Aku berikan kepadanya pasti engkau akan banyak tertawa dan sedikit menangis.” Dan mereka bertemu dalam kenikmatan.


Begitulah balasan bagi orang yang berteman dilandasi iman dan taqwa kepada Allah. Saling memberi nasihat dalam kebaikan, kesabaran, dan kasih sayang. Semua itu akan membawa kepada keridhoan Allah kepada kita.


Sangat disayangkan ketika kita berteman hanya mengharapkan sesuatu yang tidak kekal adanya. Sesuatu yang tidak bernilai di hadapan Allah nantinya, yaitu pertemanan yang hanya dilandasi oleh nafsu yang akan menjerumuskan ke lembah kehinaan terdalam.


Semoga kita mampu mengisi hidup dan kehidupan kita dengan berteman, bersahabat dengan orang-orang yang kan menyelamatkan kita dari Azab yang pedih, Insya Allah.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat