Pak Tua dan Orang Bule

MOBIL yang kutumpangi mogok. Artinya aku akan terlambat sampai di Bukit Tinggi. Jarak yang tersisa tinggal 5 jam perjalanan lagi. Mungkin sore baru masuk Bukit Tinggi, biasanya sampai di Bukit Tinggi pagi menjelang siang. Sambil duduk di tepi jalan, aku sempatkan untuk ngobrol dengan seorang bapak-bapak yang usianya sekitar 60 tahunan.

Si bapak pernah bekerja dengan seorang ‘bule.’ Beliau tidak pernah menduduki bangku kuliah. Beliau hanya menamatkan sekolah menengah pertanian. Selesai sekolah beliau langsung bekerja di sebuah perkebunan milik pengusaha asing. Dari banyak karyawan, si bapak menjadi orang kepercayaan si bos. Beliau jadi sering menemani bos dalam perjalannya. Dalam perjalanan inilah ada beberapa hal menarik yang beliau catat.


“Bos bapak, kalau sampai di rumah makan, pertama sekali ia masuk ke dalam kamar mandi (WC)nya. kalau kamar mandinya bersih, ia mengajak bapak untuk makan. Kalau kamar mandinya jorok, ia tidak makan. Kalaupun minum, ia minum minuman dalam kemasan (botol).”


Kamar mandi menjadi tolok ukur kebersihan rumah seseorang. Pernahkah kita memperhatikan kebersihan kamar mandi di rumah kita? Betapa sederhananya pikiran bos bapak tadi. Tidak sulit menilai kebersihan rumah makan, cukup masuk ke kamar mandinya. Kita dapat menyimpulkan proses pembuatan makanan di rumah makan itu. Kebersihan adalah syarat mutlak untuk sehat. Bagaimana perhatian kita terhadap, maaf daerah pembuangan? Kalau daerah depan rumah wajar jika diperhatikan kebersihannya. Sekarang ada tantangan, kebersihan daerah ‘belakang.’

www.boemikoo.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat